sabar n ikhlas

"Dari Anas bin Malik bahwa Ummu Rubayyyi’ binti Bra’ yaitu ibunya Haritsah bin Suraqah, datang kepada Nabi saw, alau dia berkata;" Wahai Nabi Allah, hendaklah engkau memberitakan kepadaku tentang (nasib) Haritsah; dimana ia terbunuh pada perang Badar terkena anak panah yang asing ( tidak diketahui siapa pemanahnyadan dari mana datangnya). Jika ia di surga maka aku bersabar, dan jika tidak demikian maka aku hendak bersungguh-sungguh menangisinya." Beliau bersabda: "Wahai ibunya Haritsah, sesungguhnya itu derajat-derajat di surga, dan sesungguhnya anakmu mendapat surga Firdaus yang luhur." (HR: Bukhari)


Dari Ibnu Abbas, dari Nabi saw., beliau bersabda : `Siapa yang membenci penguasanya terhadap sesuatu (urusan agama) maka bersabarlah; karena sesungguhnya orang yang keluar dari (kepatuhan kepada) penguasa barang sejengkal maka dia pasti meninggal sebagai meninggal ala Jahiliyah (dalam kesesatan, perpecahan dan kekosongan imam yang dipatuhi)". (HR: Bukhari)



Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri ra. : beberapa orang Anshar meminta (sesuatu) kepada Rasulullah Saw dan diberi. Kemudian mereka meminta lagi (sesuatu) dan kembali diberi. Kemudian kembali mereka meminta (sesuatu) dari Rasulullah Saw hingga semua semua yang dimiliki Rasulullah Saw habis.
Rasulullah Saw bersabda, “apabila aku memiliki sesuatu, aku tidak akan menyembunyikannya darimu. (ingatlah) siapa pun yang tidak meminta (mengemis) kepada orang lain, Allah akan memenuhinya, dan siapa pun yang berusaha membuat dirinya merasa cukup, maka Allah akan membuat dirinya merasa cukup. Dan siapa pun yang berupaya bersabar, maka Allah akan membuatnya sabar. Tidak ada anugerah yang lebih baik dan lebih besar yang diberikan kepada seseorang selain kesabaran”

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri”. [QS. Az-Zumar : 11-12]

0 komentar:

Posting Komentar